Refleksi komunitas KASAMAWEKI

Pada Sabtu, 30 November 2024, SDN 22 Jatibaru yang merupakan Sekolah Penggerak Kota Bima mengadakan kegiatan refleksi komunitas KASAMAWEKI dengan tema yang sangat relevan bagi dunia pendidikan saat ini, yaitu "Bagaimana Mengatasi Siswa yang Malas Datang Sekolah". Acara ini dipandu langsung oleh Ibu Raodah, S.Pd.SD, selaku Kepala SDN 22 Jatibaru, dan dihadiri oleh seluruh Bapak dan Ibu Guru yang ada di sekolah tersebut.
Kegiatan refleksi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran para pendidik mengenai pentingnya menangani masalah ketidakhadiran siswa di sekolah. Masalah malas datang sekolah seringkali menjadi tantangan bagi para guru dalam memberikan pendidikan yang maksimal kepada siswa. Oleh karena itu, dalam acara ini dibahas berbagai strategi untuk menarik minat siswa agar lebih termotivasi datang ke sekolah.
Ibu Raodah, S.Pd.SD, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran serta seluruh pihak dalam menciptakan suasana sekolah yang menyenangkan. "Tidak hanya materi yang harus menarik, tetapi juga pendekatan yang humanis dan penuh perhatian kepada siswa yang mungkin memiliki alasan khusus mengapa mereka malas datang ke sekolah," ungkapnya. Beliau menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara guru, siswa, dan orang tua dalam mencari solusi terbaik.
Salah satu langkah yang diusulkan adalah memberikan perhatian lebih kepada siswa yang sering absen atau terlambat. Guru diminta untuk mendekati siswa tersebut secara pribadi untuk mencari tahu penyebab ketidakhadiran mereka. Terkadang, masalah keluarga atau perasaan kurang nyaman di sekolah bisa menjadi faktor utama. Dengan pendekatan yang lebih personal, diharapkan masalah ini bisa diatasi dengan baik.
Selain itu, dalam refleksi ini juga dibahas mengenai pentingnya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan interaktif. Metode pembelajaran yang monoton seringkali membuat siswa merasa bosan dan kehilangan minat untuk datang ke sekolah. Oleh karena itu, variasi dalam metode pengajaran, seperti penggunaan teknologi, permainan edukatif, dan kegiatan luar kelas, menjadi salah satu solusi yang diajukan.
Para guru juga diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman dan ide-ide mereka terkait dengan cara-cara yang telah mereka coba untuk meningkatkan kehadiran siswa. Beberapa guru menceritakan keberhasilan mereka dalam membangun hubungan yang lebih dekat dengan siswa, sementara yang lainnya berbagi tips dalam menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menyenangkan.
Di akhir acara, Ibu Raodah menyimpulkan bahwa masalah siswa yang malas datang sekolah memerlukan perhatian dari berbagai pihak, tidak hanya dari guru tetapi juga dari orang tua dan masyarakat sekitar. "Mari kita bersinergi untuk menciptakan lingkungan sekolah yang menarik dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh," tutupnya. Kegiatan refleksi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang baik dalam menciptakan SDN 22 Jatibaru sebagai sekolah yang lebih dinamis dan penuh semangat belajar.