Penanganan siswa yang berkelahi


Pada hari Kamis, 11 November 2024, Kepala SDN 22 Jatibaru, Sekolah Penggerak Kota Bima, Ibu Raodah, S.Pd.SD, secara langsung menangani kasus perkelahian yang melibatkan dua siswa kelas 2, yaitu M. Faris dan Noval. Kejadian tersebut terjadi di tengah jam istirahat, dan melibatkan pertengkaran fisik yang sempat menarik perhatian beberapa siswa lain di sekolah. Kasus ini segera dilaporkan oleh guru yang bertugas saat kejadian berlangsung.

Ibu Raodah segera mengambil langkah cepat dengan memanggil kedua siswa yang terlibat untuk dimintai keterangan. Dalam pertemuan yang penuh perhatian itu, Ibu Raodah berusaha mendalami penyebab konflik antara M. Faris dan Noval, serta mendengarkan penjelasan dari kedua belah pihak. Setelah mendengarkan keterangan dari masing-masing siswa, Ibu Raodah menegaskan pentingnya komunikasi yang baik dan sikap saling menghormati antar teman sekelas.

Selain itu, Ibu Raodah juga mengundang orang tua dari kedua siswa tersebut untuk ikut serta dalam penyelesaian masalah. Dalam pertemuan tersebut, Ibu Raodah memberikan penjelasan mengenai dampak buruk dari perkelahian terhadap perkembangan sosial dan psikologis anak-anak. Beliau juga mengingatkan orang tua akan pentingnya mendidik anak-anak mereka untuk menyelesaikan masalah secara damai dan tanpa kekerasan.

Sebagai tindak lanjut, Ibu Raodah memutuskan untuk memberikan pembinaan secara khusus kepada M. Faris dan Noval mengenai pentingnya mengelola emosi dan cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan. Kedua siswa tersebut juga diberikan tugas untuk membuat surat permintaan maaf, yang akan diserahkan kepada teman-teman mereka sebagai bentuk tanggung jawab atas tindakan mereka. Selain itu, sesi konseling juga dijadwalkan untuk membantu mereka memahami cara menghindari konflik serupa di masa depan.

Kepala Sekolah SDN 22 Jatibaru, Ibu Raodah, mengungkapkan harapannya agar kejadian ini menjadi pembelajaran bagi seluruh siswa di sekolah. Beliau menegaskan komitmennya untuk terus menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh siswa. Dengan adanya penanganan yang tepat dan dukungan orang tua, diharapkan perkelahian serupa tidak akan terulang dan seluruh siswa dapat tumbuh menjadi individu yang lebih bijak dalam menghadapi permasalahan sosial.