Penanganan kasus siswa yang di bullying atas laporan orang tua nya.
Pada hari Senin, 11 November 2024, ibu Junari, S.Pd, wali kelas 6 di SDN 22 Jatibaru, Sekolah Penggerak Kota Bima, menerima laporan dari orang tua siswa terkait kasus bullying yang dialami oleh salah satu siswanya, Musmulini. Kasus ini menarik perhatian banyak pihak, mengingat SDN 22 Jatibaru telah dikenal sebagai sekolah yang peduli terhadap kesejahteraan dan perlindungan siswa. Orang tua Musmulini melaporkan bahwa anak mereka merasa terintimidasi dan dihina oleh beberapa teman sekelasnya.
Sebagai wali kelas yang bertanggung jawab atas kesejahteraan murid, ibu Junari langsung menanggapi laporan tersebut dengan serius. Beliau mengundang orang tua Musmulini untuk berdiskusi dan mencari solusi terbaik. Dalam pertemuan tersebut, ibu Junari mendengarkan dengan seksama keluhan yang disampaikan oleh orang tua, serta memastikan bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan kebijakan sekolah untuk mengatasi masalah bullying.
Ibu Junari juga segera melakukan investigasi internal dengan meminta keterangan dari teman-teman sekelas Musmulini, serta mengumpulkan informasi dari guru-guru yang terlibat dalam proses belajar mengajar. Hasil investigasi awal menunjukkan bahwa beberapa siswa terlibat dalam perilaku yang tidak pantas terhadap Musmulini, yang menyebabkan rasa trauma dan ketidaknyamanan. Tindak lanjut yang diambil adalah memberikan pemahaman lebih dalam kepada siswa tentang dampak buruk dari bullying melalui kegiatan edukasi dan konseling.
Sebagai langkah pencegahan, ibu Junari bersama pihak sekolah merancang program-program untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya sikap saling menghargai dan bekerja sama dalam lingkungan sekolah. Program ini termasuk pelatihan tentang empati, serta penyuluhan tentang hak-hak anak dan bagaimana melaporkan kejadian bullying secara tepat. Harapannya, program ini akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman bagi semua siswa.
Kepala Sekolah SDN 22 Jatibaru, yang mendukung penuh langkah yang diambil oleh ibu Junari, menyatakan bahwa kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh komunitas sekolah. Beliau menegaskan komitmennya untuk terus memperhatikan dan menjaga keamanan serta kenyamanan siswa, dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Dengan upaya kolaboratif antara guru, orang tua, dan siswa, diharapkan masalah bullying ini dapat diminimalisir dan segera terselesaikan.